Kamis, 30 April 2009

TEKNIK PEMOTONGAN KUKU PADA SAPI, PEMOTONGAN PARUH PADA UNGGAS DAN PEREBAHAN PADA SAPI

1. Teknik Pemotongan Kuku Pada Sapi (Hooves Trimming)

Kuku tidak terpelihara akan sangat mengganggu karena dapat mengakibatkan kedudukan tulang teracak menjadi salah, sehingga titik berat badan jatuh pada teracak bagian belakang, bentuk punggung menjadi seperti busur, mudah terjangkit penyakit kuku, dan mengakibatkan kepincangan pada ternak. Kuku yang tumbuh panjang dapat menghambat aktivitas ternak, seperti naik turun kandang, berjalan untuk mendapatkan makanan dan minum, atau berdiri dengan baik sewaktu melakukan perkawinan. Di samping itu menyebabkan ternak sulit berjalan dan timpang, sehingga mudah terjatuh dan mengalami cedera. Kalau ternak itu sedang mengalami kebuntingan, maka dapat mengakibatkan keguguran.
Upaya untuk menjaga agar kedudukan kuku tetap serasi, maka setiap 3-4 bulan sekali dianjurkan untuk melakukan pemotongan kuku secara teratur, terutama kuku kaki bagian belakang. Sebab kuku kaki depan lebih keras dibandingkan bagian belakang yang selalu basah terkena air kencing dan kotoran. Tetapi dari segi kecepatan pertumbuhan, kuku kaki belakang maupun kaki depan memiliki kecepatan tumbuh yang sama, sehingga baik kuku belakang maupun kuku kaki depan perlu dilakukan pemotongan secara teratur.
Tujuan pemotongan kuku adalah untuk menanggulangi masalah penyakit kuku dan menjaga keseimbangan gerak ternak pada saat berdiri, istirahat, efisiensi penggunaan ransum, dan produktivitas ternak.
Pemotongan kuku dapat dilakukan dengan cara merebahkan ternak terlebih dahulu atau dapat pula tanpa merebahkan. Pemotongan kuku tanpa merebahkan ternak biasanya kurang memuaskan. Sebab tidak semua bagian kuku yang hendak dipotong dapat terpotong dengan baik dan akan sulit mengerjakannya jika kurang terampil.


2. Teknik Pemotongan Paruh Pada Unggas

Gambar mesin pemotong paruh pada unggas:




Pemotongan paruh merupakan suatu keharusan dalam suatu usaha peternakan ayam untuk mendapatkan keuntungan.

Ada empat hal yang akan dicapai dengan adanya pemotongan paruh ini, yaitu :
- Menghilangkan sifat kanibalisme pada ayam
- Meningkatkan efesiensi dalam pemberian pakan
- Mengurangi terjadinya stress
- Menurunkan Konversi makanan.
Kanibalisme pada ayam merupakan kebiasaan saling mematuk diantaranya sesamanya yang merupakan naluri sejak lahir.
Konversi makanan adalah banyaknya amkanan yang dibutuhkan untuk tiap pertambahan berat badan per 1 kg. Pemotongan paruh yang dilakukan pada DOC atau berumur dibawah 1 minggu juga memberikan keuntungan dalam hal penanganan jauh lebih mudah dan paruhnya masih lunak, disamping itu apabila ayam mengalami stress akibat pemotongan paruh maka masih tersedia waktu yang cukup panjang untuk mengembalikan kondisinya kepada keadaan semula.
Untuk menghindari kemungkinan paruh kembali runcing pada umur 18 minggu (periode grower) dapat diatasi dengan cara memotong paruhnya sependek mungkin. Sebagai pedoman paruh dapat disisakan sepanjang 2-3 mm dari lubang hidung atau setengahnya dari panjang paruh semula.
Alat untuk memotong paruh disebut debeaking dan memotong paruh disebut debeaker.
Tipe alat pemotong paruh meliputi :
  • IX
  • MN2
  • D
  • K
Pemotongan Paruh
Tujuan pemotongan paruh:
(1) Mencegah kanibalisme
(2) Mencegah pematukan bulu
(3) Mengurangi ransum yang terbuang
Alat pemotong paruh digunakan yaitu electric debeaker.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemotongan paruh ini yaitu :
a. Pemotongan paruh dilakukan pada anak ayam umur 6 – 9 hari, dan paruh yang dipotong 1/3 dari panjang paruh bagian atas.
b. Pisau pemotong harus pijar, yaitu temperatur pisau sekitar 815 0C (1500 0F).
c. Harus teliti memotong paruh anak ayam lebih dari 500 – 600 ekor/jam.

3. Teknik Perebahan Pada Sapi





Tidak jarang panitia penyembelihan hewan korban dipusingkan dengan ulah beringas sapi yang hendak disembelih. Hewan-hewan tersebut tengah mengalami stres. Akibatnya petugas akan mengalami kesulitan saat merebahkan maupun mengulitinya. Kulit dan dagingnya menjadi keras. Untuk itu berikut ini tips merbahkan hewan korban tanpa membuatnya stres:
1. Beri Waktu Untuk Beradaptasi. Sebaiknya sapi diinapkan selama semalam atau 12 jam di lokasi sekitar penyembelihan. Selain memberi kesempatan beristirahat sehingga otot-otonyamengalami relaksasi, juga dimaksudkna agar sapi dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
2. Gunakan tali berwarna gelap, untuk menjatuhkannya. Seperti warna hitam atau biru. Jangan sekalipun menggunakan tali berwarna terang seperti merah atau orange, sebab sapi akan semakin beringas melihat warna-warna terang.
3. Teknik Merebahkan Model 1 (Gambar No.1). Setelah ditambatkan di batang pohon atau patok yang kokoh, tali yang telah disediakan diikatkan pada tali yang melingkar di leher. Kemudian ditarik hingga ke belakang punuk atau bagian belakang kaki depan. Tali dilingkarkan ke tubuh, disimpul di bagian samping kiri punggung. Ditarik ke belakang lagi hingga batas depan kaki bagian belakang, dilingkarkan ke tubuh, kemudian disimpul di bagian samping kiri punggung belakang. Dengan teknik model ini, hanya dibutuhkan satu orang saja untuk merebahkannya, dengan cara menarik tali dari belakang tubuh saja.
4. Teknik Merebahkan Model 2. (Gambar No.2). Model kedua adalah dengan melingkarkan tali di bagian depan punuk, menyilang ke bawah hingga di depan kedua kaki sapi. Tali ditarik ke bagianpunggung secara menyilang lagi, kemudian ditarik ke belakangmelalui selangkangan kaki belakang sapi. Model ini terkadang berisiko membuatkaki sapi menyepak ke belakang ketika ditarik melalui selangkangannya.

Rabu, 29 April 2009

PETERNAKAN SAPI POTONG

Salah satu sumber protein hewani yang dibutuhkan oleh perkembangan dan pertumbuhan tubuh kita berasal dari daging sapi. Untuk mendapatkan kualitas daging sapi yang baik, diperlukan pemeliharaan dan sanitasi kandang yang baik yang di bawah pengawasan dari dokter hewan. Maka, peran dokter hewan di masyarakat dan khususnya peternak sangat dibutuhkan keberadaannya. Berikut adalah tugas dari salah satu mata kuliah Ilmu Peternakan Umum yang diajar oleh drh. Rudy Rawendra untuk mengunjungi salah satu peternakan, salah satunya peternakan sapi potong.

Profil Peternakan

Peternakan yang dimiliki oleh Bapak Agus Sumardianto ini, terletak di Dusun Ngepeh, Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, RT 05 RW 06 kab Malang atau sekitar ± 10 km dari barat Kota Malang. Luas dari peternakan ini sekitar ± 5 ha yang terdiri dari beberapa ternak antara lain: sapi perah maupun sapi potong, bebek, kambing dan kambing Gibas, peranakan Etawa, Etawa serta Malino yang didatangkan langsung dari New Zealand.
Peternakan yang dimulai pada tahun 1991 ini pada mulanya hanya memiliki 5 ekor sapi, tapi seiring dengan berjalannya waktu, jenis dan jumlah sapi yang dimiliki dari peternakan meningkat diantaranya adalah sapi perah, simental, limousine, Brahman dan campuran (hasil perkawinan antara limousine dan perah). Jumlah sapi sebanyak 160 ekor sapi perah dan 600 ekor sapi potong yang terdiri dari 300 ekor sapi potong betina dan 300 ekor sapi potong jantan. Perbandingan julah sapi pada peternakan ini adalah 1 sapi potong = 2 sapi perah. Selain itu, harga sapi pada peternakan ini berkisar 20 juta setiap ekor pedet ( anak sapi). Sedangkan sapi potong yang telah siap untuk dipotong adalah berat badan sapi, jadi tidak tergantung pada umur sapi. Karena peternak lebih mementingkan keuntungan dalam berdagang.


Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang bekerja di peternakan Bapak Agus berbanding 1 tukang = 1 kuli, sehingga terdapat 14 orang tukang dan 14 orang kuli yang bertugas untuk memberi pakan dan minum sapi sapi serta merawat semua keperluan yang dibutuhkan oleh sapi. Pada waktu malam hari pun beberapa orang bertugas menjaga peternakan ini agar ternak tidak dicuri karena peternakan ini dikelilingi oleh hamparan sawah. Dokter hewan langgan peternakan ini jika ada salah satu ternak Bapak Agus sakit atau ingin divaksinasi adalah drh. Didik dari Prima Feed yang berasal dari Desa Beji, Batu.

Management Kandang
Pada peternakan ini, setiap kandang dibeda-bedakan:
1.untuk sapi yang berumur 6 bulan
2.untuk sapi yang berumur 12 bulan
3.untuk sapi yang bermur lebih dari 1 tahun


Pedet yang berada pada peternakan ini dibebaskan atau tidak dikandangkan, hal ini bertujuan agar supaya terlatih agar mencari induk untuk menyusu dan melatih kemandirian untuk mencari pakan sendiri. Pedet belum jinak karena pedet ini sangat susah sekali didekati atau ditangkap, bahkan jika berani mendekat maka orang tersebut akan ditendang.
Kandang sapi terdapat tempat pakan dan minum serta di samping bawah kandang terdapat sumur biogas. Pada peternakan ini terdapat 10 sumur biogas yang berfungsi untuk mengatur regulasi keluar-masuknya kotoran hewan hingga di dalamnya dapat diambil gas metan yang dapat mengant fungsi gas elpiji dalam menyalakan api. Gas ini disambung dengan pipa-pipa yang dialirkan di rumah penduduk sekitar peternakan untuk keperluan memasak.
Menurut pengamatan lapangan dari peternak, sapi yang tidak pernah dimandikan atau dibersihkan, dengan kata lain sapi potong yang tempat tidurnya beralaskan kotoran dan air seninya sendiri hingga menutupi kepalanya, akan membuat sapi tersebut cepat gemuk dan jarang sekali mengidap penyakit kuku. Tentu saja hal ini sangat menguntungkan peternak dalam memproduksi sapi potong yang ternyata sapi tersebut lebih gemuk dibandingkan dengan sapi potong yang bersih.


Pakan
Pakan harus rutin diberikan setiap pagi dan sore. Pakan terdiri dari jerami (damen) dan tebon (daun dan batang jagung) serta tambahan konsentrat dan vitamin. Tebon diberikan pada sapi perah betina. Pakan ini harus diselep dan ditempatkan pada tempat yang telah disediakan. Pada damen (jerami), gizi yg terkandung didalamnya kurang, maka ditambah konsentrat 1000/kg. Perhitungan:
10.000→ 10 ltr = 30, BIP (Bregh Ipen Point)

Perbedaan pemberian pakan antara tebon dan damen adalah tebon dipotong-potong terlebih dahulu, sedangkan daen kering harus diselep. Para peternk lebih memilih damen kering karena selain sapi lebih cepat mencerna juga lebih ekonomis. Sedangkan konsentratnya 1 sapi minimal 3 kg dan maksimal 5 kg. Jumlah sapi betina 300 ekor dan jantan 300 ekor menghabiskan pakan sekitar 2 ton setiap 2 hari sekali.
Selain pakan, sapi juga membutuhkan vitamin B1 dan B12. VitaminB 1 berfungsi untuk memperkuat otot sapi dan vitamin B 12 dapat diproduksi oleh sapi itu sendiri, namun tidak maksimal karena atap kandang ditutupi, jadi pemberian vitamin B 12 ini dengan cara injeksi.
Penyakit
Penyakit yang sering diderita adalah scabies yang merupakan penyakit kulit pada sapi. Tanda-tandanya adalah gatal-gatal dan terjadi sisik pada kulit sapi sehingga peran dokter hewan sangat penting dalam menangani penyakit ini. Penyakit ini dapat dicegah dengan cara perbaikan sanitasi kandang. Selain itu juga infeksi pencernaan, tanda-tandanya produksi turun, mencret dan nafsu makan menurun, peran dokter hewanlah yang menentukan dalam penyakit ini serta dapat dicegah dengan cara memperhatikan pakan ternak, dan konsentrat harus diberikan secara tepat.
Peternak melakukan vaksinasi semua sapi setiap 6 bulan sekali dan biasanya 1 kali vaksinasi biayanya ± 3 juta.


Foto bersama peternak dan seorang pekerja di peternakan sapi potong

Sabtu, 04 April 2009

haRi k BNS iaNk DuDuL!!!!!

emH,,, seNeNg saBtu KeMariN k BNS m PapaH...
Pake CouPLe,,, BersIaP2 K baTu...
taPi aPah Iank terJadi???
TeRnYaTa, SaIa meNgaLami keDuDuLan BerTuBi2!



De FiRsT!!!!!
SaiA aBis MaeN, keIngeT m Kunci iaNk terNyaTa nYanToL d JoK moToR!!!! HUaDuWh!!!! unTuNg MoToR gaG iLaNg T_T

SeKEnDh!!!
aBiS NgaMbiL kuNci,,, duduLNya Lagi SaiA taRuH d DaLam Jok MotoR n m paPaH LanGsuNg d Kunci!!!! HuaLah!!! Yo'Opo Ki reG!!!! aKhiRnya DeNGan SeDiKiT keteNagaN diCamPuR kePaniKan,, saiA buKa JoK Ku deNGan TaNgan,, aKhiRNya BiSa!!! DieNk!!! peNGaLamaN duduL iaNk saNgaDh MenyeBaLkan!!!!!